Powered By Blogger

Senin, 12 Desember 2011

Teknologi ABK


Seorang anak autis dikenal memiliki cara berpikir dan tingkah laku yang berbeda. Bahkan biasanya, karena tingkah laku yang cenderung aneh, tak jarang anak-anak autis akan terpisah dari lingkungannya.
Sebuah laboratorium penelitian robotik di University of Southern California, Amerika,  saat ini telah membuat robot yang dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi dengan anak-anak autis. Robot yang memang didesain khusus untuk anak autis tersebut diberi nama bandit.

Minggu, 20 November 2011

Tunagrahita (down Syndrome)



PENDAHULUAN

Tumbuh kembang merupakan proses yang terus berlanjut yang terjadi sejak kehamilan dan terus berlangsung sampai dewasa. Agar pertumbuhan dapat terjadi secara optimal perlu perhatian khusus oleh orangtua terhadap calon bayi. Masa kehamilan merupakan hal yang terpenting dalam menentukan anak yang akan lahir sehat atau tidak, hal tersebut dapat diketahui dari gizi yang dikonsumsi oleh sang ibu.
Perhatian yang lebih selama proses kehamilan seperti konsumsi gizi yang cukup, juga tidak menutup kemungkinan anak akan terlahir cacat, baik itu cacat fisik maupun mental sepeti sindrom down hal itu disebabkan oleh faktor genetik, terjadinya sindrom down ditandai dengan berlebihnya jumlah kromoson nomor 21 yang seharusnya dua buah menjadi tiga sehingga jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah.
Pada manusia normal jumlah kromosom sel mengandung 23 pasangan kromosom. Prevalensi kelahiran anak SD (Sindrom Down) cukup tinggi sekitar 1:700 kelahiran. Prevalensi ini akan meningkat sesuai dengan umur kehamilan ibu, resiko terjadinya kelainan kromosom pada anak 4 kali lebih besar pada ibu di atas 35 tahun, meskipun demikian 80% dari penyandang SD (Sindrom Down) masih berusia muda.

Kamis, 03 November 2011

ALAT BANTU TUNA NETRA

ALAT PERAGA (ALAT BANTU) TUNA NETRA

Berbagai alat peraga/alat bantu untuk tuna netra, seperti: Tongkat Tuna Netra, Papan Tulis & Baca Braille (Braille Text), Papan Geometri, Kertas Braille, Bola Bunyi, Peta Timbul Indonesia, Globe Timbul, Al Quran Braille, Riglet, Mesin Tik Braille (merk Perkins), Talking Clock & Alarm (jam dan alarm suara/bunyi), dan lain masih banyak lagi.

Beberapa contoh produk dapat dilihat di bawah ini:


Rabu, 28 September 2011

Artikel

Teknologi Komunikasi bagi Penyandang Cacat

TIDAK dapat dimungkiri lagi, saat ini teknologi telekomunikasi dunia telah mengalami peningkatan luar biasa. Perusahaan telekomunikasi saling berlomba merebut perhatian pasar. Segala lapisan masyarakat sekarang dapat menikmati kecanggihan teknologi telekomunikasi dalam berbagai bentuk. Mereka kini dapat melakukan berbagai hal hanya melalui satu media smartphone. Mereka dapat mengirim email, saling bertukar gambar dan video, voice dan video call, text messaging, membuat slide presentasi, GPS dan sebagainya. Saat ini sepertinya tidak ada batasan jarak untuk sekadar berkomunikasi dengan dunia luar.

Namun tentunya hal tersebut sangat mudah dinikmati bagi mereka yang terlahir dengan kondisi fisik yang normal. Sebaliknya, mereka yang terlahir dengan kondisi fisik yang kurang atau tidak sempurna, teknologi akan sedikit lebih sulit untuk mereka nikmati. Pada 11 Oktober 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menandatangani UU Teknologi Penyandang Cacat. Regulasi itu mengatur tentang jaminan penggunaan teknologi, seperti ponsel pintar (smartphone) , internet dan teknologi lain bagi penyandang cacat. Ketentuan ini akan menjadi prioritas bagi mereka yang tidak bisa melihat dan mendengar.

Berkaitan dengan

Rabu, 24 Agustus 2011

Anak Berkebutuhan Khusus

     Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan